Laman

Sabtu, 22 Februari 2014

semangat. percaya kita bisa!

semuanya itu, pasti perlu perjuangan
tergantung kekuatan kita buat ngejalani.
percaya saja, nanti pasti bakal dapet yang terbaik
nanti.. iya nanti kalo usaha kita udah di tahap paling atas
nanti bakal dapet balasannya kok sama yang kuasa
asal kita yakin..
insyaallah kita bisa kok.
bimbang? bingung? atau pengin keluar dari masalah?
jangan gitu..
masalah datang buat kita hadapi,
jangan di hindari...

Sekilas tentang Doraemon

Robot kucing berwarna biru dari abad ke-22 yang dikirim ke abad ke-20 untuk menolong Nobita. Lahir pada 3 September 2112. Tinggi badannya 129,3 cm dan berbobot 129,3 kg. Makanan kesukaannya adalah dorayaki. Doraemon sangat menyayangi dan setia kepada Nobita. Seringkali ia menolong Nobita walaupun ia sendiri dalam kesusahan.

Sebenarnya, Doraemon adalah sebuah robot kucing berwarna kuning yang dibuat untuk keperluan rumah tangga keluarga kaya. Sayangnya, sebuah kesalahan terjadi ketika ia menjalani proses produksi. Tak seperti robot kucing lainnya, ia gagal melewati tes sehingga ia dilelang ke keluarga kelas bawah, yang tak lain adalah keluarga keturunan Nobi Nobita. Doraemon tetap menjadi sebuah robot kucing berwarna kuning hingga suatu hari, ketika ia sedang mengurus bayi keluarga tersebut,sebuah robot tikus menggigit telinganya sampai hancur, sehingga terpaksa diamputasi. Doraemon menangis dan terus menangis, ia mencoba untuk mengembalikan telinganya kembali dengan cairan penumbuh, tetapi ia mengambil cairan yang salah dan akhirnya melunturkan cat ditubuhnya yang semula kuning menjadi warna dasarnya, biru. Ia pun berubah menjadi seperti sekarang ini: sebuah robot kucing berwarna biru, tanpa telinga. Sampai sekarang pun Doraemon menjadi benci dan takut terhadap tikus.

Jumat, 21 Februari 2014

sebersih embun...

Sebersih embun yang muncul ketiga pagi menjelang..
Secerah sinar rembulan ditengah kegelapan..
Seputih harapan tentang indahnya masa depan..
Aku terdiam, mendengar penuturan april yang berbicara bahwa rivan menyukaiku. Aku tak menyangka.. ya, aku memang tak menyangka. Okta, yang juga teman dekatku memang pernah bercerita bahwa ia menyukai rivan. Entahla, apakah hingga sekarang rasa itu masih ada atau tidak.
Sejak aku tahu, kami memang semakin dekat. Hingga suatu malam, saat rivan mencoba meminjam catatanku untuk dibawa ke rumah, tetapi tidak ku bolehkan. Dan ia berniat ingin memotret isi buku ku tak juga kubolehkan.. ia marah denganku, ya.. hingga sekarang kami tak pernah bertegur sapa. Aku memang sudah sering meminta maaf kepadanya, tapi dia tetap tak menghiraukan.
Aku sadar, mungkin dia mulai menghilangkan rasa itu, setelah kejadian itu, dia agak lebih dekat ke salah seorang teman kelasku, frista. Entahla apakah rivan menyukai frista, yang pasti aku mulai merasakan gejolak cemburu. Aku iri, kenapa bukan aku yang ada diposisi frista. Duduk bersebelahan dengan rivan, mendengar cerita cerita rivan.. aku cemburu van, aku cemburu..
Jika memang penuturan april itu benar, yang menyebutkan tentang perasaanmu.. aku hanya bisa menunggu. Menunggu saat kau benar-benar melupakan kejadian malam itu, menunggu saat kau mengungkapkan rasa itu.. dan aku hanya bisa berharap kau tak ada ‘apa-apa’ dengan frista.
Okta. Awalnya ia tak tau tentang penuturan april. Dan diantara orang terdekatku, hanya dia yang belum kuberi tahu. Aku hanya tak ingin membuatnya kecewa. Hingga suatu saat seorang temanku, sonia keceplosan mengungkapkan hal itu. ya, aku tetap mengelak, tak meng’iya’kan kata-kata sonia. Sedang temanku yang lain sudah sering memastikan bahwa okta tak lagi menyukai rivan.
Akhirnya, suatu hari, sonia lagi. Lagi-lagi ia keceplosan dan tak bisa kuhindari. Aku meng’iya’kan dan okta bilang ia tak lagi menyukai rivan.
Entahlah, pernah suatu hari. Saat mapel kelas kami berseblahan. Jam istirahat, okta menyagil rivan.. mencoba tertawa lepas dengan rivan..
Sedang aku yang masih-ku rasa akan tetap- tak bertegur sapa dengan rivan, hanya bisa diam. Aku bingung, okta sendiri yang berbicara padaku tak menyukai rivan, tapi tingkahnya waktu itu, membuatku tak percaya. Dia yang juga telah berbicara bahwa telah menyukai lelaki lain, tapi sekejap membuatku ragu..
Temanku yanglain pun, tak pernah bertanya tentang perasaanku ke rivan. Aku yang jatuh cinta diam-diam dengan rivan, hanya bisa menyendiri. Menyendiri saat okta sedang membicarakan rivan dengan yang lain.
Pernah suatu hari, saat okta menitip salam untuk rivan melalui ku, aku hanya diam. Tersenyum. Dan dalam hatiku menjerit, “oktaaa, kamu tlah menyukai sosok lain, tapi kamu tetap mendekati  rivan?” ayolahh, aku memang tak berhak melarangmu menyukai rivan, aku hanya merasa terganggu saat kau terlihat agak ‘centilan’ dengan rivan.
Hingga saat ini, saat tulisan ini dibuat..

Aku belum juga ‘berbaikan’ denganmu. Sepertinya rivan belum juga bisa memaafkan kejadian malam itu.. jstfryu